Kamis, 07 Maret 2013

100 Hal Tentang Peradaban Kuno

100 Hal Tentang Peradaban Kuno

9. Bencana lingkungan hidup pertama yang menghancurkan sebuah negeri dan pemerintahannya di Sumeria 

Sumeria antara tahun 2037 dan 2004 SM diguncang oleh bencana lingkungan hidup yang menghancurkan pemerintahan Dinasti Ketiga Ur. Bencana lingkungan hidup itu adalah meningkatnya kadar garam dalam air sungai Tigris dan Efrat yang digunakan untuk mengairi sawah dan perkebunan. Akibatnya sawah dan kebun tidak lagi menghasilkan panen yang berlimpah, bahkan akhirnya terjadi kekurangan pangan. Jatuhnya ekonomi rakyat ini juga mengakibatkan jatuhnya ekonomi pemerintah. Semakin sedikit tentara yang bisa dibayar dan semakin sedikit logistik yang bisa disediakan untuk mempertahankan kekuataan tentara.

Satu persatu wilayah di pinggir terlepas dari kekuasaan pemerintah karena diserbu oleh musuh, yaitu orang Amori. Beberapa wilayah bahkan memerdekakan diri tidak mau lagi tunduk membayar pajak ke pemerintah pusat. Para panglima perang pun dengan tentaranya akhirnya memilih untuk berkuasa di satu wilayah tertentu daripada terus memperkuat pemerintahan. Sumeria hancur, demikian pemerintahnya, karena tidak lagi sesubur masa sebelumnya, yaitu ketika air segar mengalir mengairi sawah-sawah.


100 Hal Tentang Peradaban Kuno

8. Catatan tertulis yang pertama di Sumeria dan Mesir berawal sebagai tanda-tanda dalam kepemilikan dan perdagangan.

Sejarah yang tertulis dimulai pada sekitar 3000 SM. Antara tahun 3800 dan 2400 SM orang Sumeria dan orang Mesir mulai menggunakan cap atau tanda-tanda yang menjadi benih paling awal dari huruf atau tulisan. Semua berawal dari urusan penghitungan dan pertukaran biji-bijian (bahan makanan), juga kepemilikan ternak. Cap atau tanda-tanda itu dibuat pada permukaan tanah lempung yang ditempelkan pada benda-benda perdagangan untuk menunjukkan nama barang, jumlah dan kepemilikan. Tanah lempung ini bisa bertahan cukup lama setelah mengering dan mengeras.

Cap dan tanda-tanda dalam perdagangan ini berkembang menjadi piktogram (gambar yang hanya mewakili benda-benda). Kemudian berkembang lagi menjadi hiroglif yang dapat mewakili bunyi (fonem) dari sebuah kata. Orang Mesir kemudian menemukan papyrus yang digunakan sebagai media untuk menuliskan hiroglif dalam berkomunikasi untuk urusan sehari-hari, perdagangan, dan pemerintahan. Sayang papyrus tidak dapat bertahan lama untuk ratusan tahun, sehingga sangat sedikit yang kita ketahui tentang kegiatan orang Mesir melalui papyrus ini. Hiroglif mengenai orang Mesir hanya bisa kita lihat melalui pahatan di batu dan biasanya hanya mengenai raja-raja atau orang-orang di sekitarnya, bukan tentang orang-orang biasa.

Sumber:--->
Denny J.A's World

Tidak ada komentar:

Posting Komentar