Minggu, 17 Februari 2013

Cara Deteksi Dehidrasi Lewat Urin


Cara Deteksi Dehidrasi Lewat Urin
Urin yang berwarna seperti teh menjadi sinyal dehidrasi.

Konsumsi cairan setaip 20 menit hindarkan dehidrasi.  
Konsumsi cairan setaip 20 menit hindarkan dehidrasi.  
VIVAlife - Kepala pusing, tenggorokan dan kulit terasa kering menjadi sinyal penting tanda tubuh kekurangan cairan, atau dehidrasi. Namun selain dari kondisi fisik, dehidrasi juga dapat dilihat dari warna urin.

"Untuk mengetahui cairan dalam tubuh masih dalam keadaan normal atau tidak, dapat dilihat dari warna urin. Bila warna urin cenderung ke arah gelap artinya Anda kekurangan cairan dan sebaliknya," ujar Dokter Spesialis Olahraga, Michael Triangto, SpKO saat ditemui di Fx Sudirman.

Ini menjadi tanda, jika dehidrasi tak hanya membuat tubuh kekurangan cairan tapi juga berpengaruh pada konsentrasi kandung kemih. Organ ginjal yang menghemat cairan untuk produksi urin membuat warna urin berubah menjadi gelap.

Begitu juga sebaliknya, warna urin cenderung ke arah jernih atau bening, tandanya cairan dalam tubuh ada dalam keadaan normal. Warna urin mulai terlihat kuning pucat, ini masih dalam batas aman, namun jika warna sudah mengarah seperti warna teh (kuning pekat bahkan cokelat), patut diwaspadai. Ini tubuh Anda mengalami dehidrasi.

Namun hal penting yang patut Anda ketahui soal perubahan warna urin ini, perubahan warna terjadi ketika cairan dalam tubuh tersimpan lama dan baru dikeluarkan melalui air seni. Beda lagi dengan saat Anda mengkonsumsi air putih dan lekas buang air kecil. Air seni yang bening dan bewarna putih menjadi tanda normal. Pasalnya, air mineral memang bewarna bening (tidak berwarna).

Oleh karena itu, sebaiknya Anda mulai mengkonsumsi cairan setiap 20 atau 30 menit sekali. Akan lebih baik lagi jika Anda juga mulai mengimbanginya dengan mengkonsumsi makanan (mengandung kadar air tinggi) yang dapat mencegah dehidrasi seperti semangka dan pepaya atau kiwi, apel, dan buah jenis berry lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar