Rabu, 20 Februari 2013

kata sepakat suami istri

Ada sepasang suami istri yang telah melewati 10 tahun masa pernikahannya. Mereka sepakat akan saling memberikan hadiah yang paling diinginkan. Mereka menulis masing-masing keinginannya di kertas yang kemudian dimasukkan ke dalam sebuah amplop tertutup dan berjanji esok pagi akan membuka amplop itu secara bergiliran.

Sang istri berujar, "Hari ini yang akan dibuka adalah amplop papa lebih dahulu ya." "Apakah tidak sebaiknya amplop mama aja, aku ingin tau apa yang palimg mama inginkan, setelah itu baru amplopku." jawab sang suami. "Baiklah." ucap sang istri sambil mengangguk.

Ketika amplop istri dibuka oleh sang suami, tertulislah sebuah kalimat, "Aku menginginkan sebuah gelang berlian sebagai pengikat 10 tahun pernikahan kita, lalu temani aku ke salon." Dengan tersenyum sang suami berujar, "Baiklah, mari kita cari gelang yang engkau inginkan itu."

Ternyata mencari gelang berlian itu tidak semudah yang dibayangkan sebelumnya. Sudah sepuluh toko yang dikunjungi, tidak ditemukan satu pun gelang yang diinginkan oleh sang istri. Setelah melewati shalat Dhuhur dan Ashar di masjid terdekat, hari makin beranjak senja, meskipun kakinya sudah sangat letih sang suami tetap menemani istrinya berbelanja. Akhirnya gelang yang diidamkan sang istri terbeli juga.

Tapi permintaan belum selesai ditunaikan, setelah mendapat gelangnya, sang istri pun minta ditemani ke salon. Bayangkan tiga jam dihabiskan di salon, sang istri melakukan shalat Maghrib pun disana, sementara sang suami yang setia menantinya, shalat di Mushala terdekat.

Malam makin larut ketika mereka sampai di rumah. Setelag mandi dan shalat Isya berjama'ah, kini giliran amplop sang suami dibuka oleh si istri. Betapa terkejutnya sang istri, amplop itu hanya berisi kertas putih kosong.

Sang suami tersenyum memandang istrinya yang terbengong-beng ong menatap kertas kosong. Lalu suaminya berujar, "Apa yang paling aku inginkan sudah aku dapatkan, seorang istri shalehah seperti, telah engkau bakthkan seluruh hidupmu untuk mengurus buah hati dan rumah tangga kita serta mengurus diriku. Bahkan tidak sekalipun engkau meminta perhiasan dan memanjakan dirimu sendiri. Itulah sebabnya aku ikhlas menemanimu seharian ini dan membelikan gelang berlian sesuai permintaanmu. Sekarang, aku minta engkaulah yang menulis di kertas kosong milikku. Apa yang engkau tulis akan menjadi hal yang paling kuinginkan pula."

Suara lembut suaminya menelusup ke rongga hati sang istri, tak terasa hangat menetes bulir-bulir air mata jatuh di pipi sang istri. Sang istri mengambil pulpen dan menulis di kertas kosong itu, tidak berapa lama diserahkannya kertas itu pada sang suami.

Dengan perlahan si suami membaca kata demi kata yang tertulis, "Aku ingin gelang berlian yang tadi engkau belikan untukku menjadi kado ulang tahun untuk mama (mertua)."

Sang suami menatap bingung istrinya, belum sempat ia bertanya mengapa, telunjuk lentik dan halus sang istri sudah menyentuh bibirnya.

Sambil tersenyum sang istri berujar, "Akan ku berikan perhiasan terindah yang pernah ku miliki ini sebagai tanda terima kasihku untuk mama tercinta, perempuan terhebat yang telah melahirkan dan membesarkanmu, seorang laki-laki hebat, suami yang shaleh dan mencintaiku apa adanya."

Tidak kuasa mata sang suami membendung bulir-bulir air mata keharuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar