Kamis, 28 Februari 2013

Mengenal » HATI

Mengenal » HATI «

Hati dalam bahasa Arab adalah Qalb yang kemudian di indonesiakan menjadi qalbu. Qalbu adalah suatu lintasan perasaan pada diri manusia atau anggota tubuh yang abstrak dan hanya bisa dirasakan.

Qalbu adalah segumpal daging yang terletak di dalam dada manusia,sebagai­ tempat bertarungnya pengaruh kebaikan dan kejahatan organ ini memiliki peranan yang sangat penting. 

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :"Ketahuilah bahwa dalam jasad ada segumpal daging, jika ia Baik maka seluruh jasad menjadi Baik, tetapi jika ia Rusak maka seluruh jasad akan menjadi Rusak, ketahuilah segumpal daging itu adalah HATI”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahasa Hati adalah kata-kata yang terlintas dalam perasaan yang kemudian dituangkan dalam bentuk lisan, tulisan ataupun perbuatan kita, sebagai manifestasi dari apa yang tersirat dari dasar hati kita, [ @ADHcomunity ]

Sehingga ditemukan berbagai “kata hati” yang terdengar ditelinga dan terbaca oleh mata, karena bahasa hati adalah “Bahasa Rasa” yang hanya akan terbaca dengan hati dan perasaan saja.

Keinginan untuk bertobat, keinginan untuk taat dan mengabdi kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , keinginan untuk berbagi dengan sesama, adalah bahasa hati yang benar, yang dituntun oleh fitrah Rabbaniyah kita, 

Dan inilah bahasa hati yang yang haq yang harus diikuti. Taat adalah bahasa hati, mungkin terlihat lewat gerak jasmani, tapi mungkin juga bertolak belakang dengan kata hati kita, hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kita yang tahu.

Sementara ada sisi lain dari hati yang berupa “rasa” dan “bisikan” syaitan yang juga dinisbatkan sebagai bahasa hati seperti rasa malas adalah bahasa hati, rasa enggan adalah bahasa hati,rasa iri adalah bahasa hati, Ingkar juga adalah bahasa hati, yang semuanya abstrak dan tidak terlihat secara kasat mata.

Untuk itu kita harus mengenali Bahasa hati kita agar kita selamat dari tipu muslihat syaitan yang mendompleng dalam “kata hati”, agar kita selamat penuhi hati dengan Dzikrullah, setiap saat, setiap detik, bahkan setiap hembusan nafas kita, selalu berdzikir, 

Dengan demikian sehingga syaitan tidak mempunyai ruang untuk mengisi kekosongan hati kita, InsyaAllah, ketika kita senantiasa dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita akan terhindar dari bisikan atau bahasa hati yang menyesatkan.

Jadi jelaslah bahwa salah satu potensi yang paling berharga yang kita miliki yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala,untuk bekal hidup sebagai seorang manusia dimuka bumi ini adalah Hati (qalbu).

Segumpal daging yang dinamaka hati inilah yang membuat kita mulia atau tidak,bahagia atau sengasara.Hati yang selalu bersih membuat hidup kita lebih bahagia tidak pernah kecewa dengan ujian,fitnah,at­au iri dengki kepada orang lain,dan selalu memandang jernih setiap masalah,sehingg­a pasti akan tenang dalam menjalani hidup. 

Sebaliknya jika orang yang tidak menjaga hati,akan bermuara pada hati terkotori dan pada akhirnya selalu tidak tenang,karena hatinya dipenuhi prasangka,rasa dengki,sombong,­sehingga hati yang terkotori menyebabkan akhlaqnya yang semakin terpuruk,

Sejatinya setiap Muslim adalah senantiasa menjaga hatinya agar selalu bersih, agar memancarkan kebaikan,dan mudah menerima kebenaran guru kita KH.Abdullah Gymnstiar mengatakan” dalam tausiahnya bahwa. 

“Hati adalah ibarat sebuah teko,dan mulut adalah sebagai bibir teko,Jika sebuah teko berisi air kopi tentunya yang keluar dari mulut teko adalah air kopi pula.Seperti itulah gambaran hati kita,segala sesuatu dalam hati kita akan disampaikan lewat lisan. Jika hati bersih pasti pembicaraan pun manfaat dan menuai pahala dan yang menyimaknya pun bermakna. 

Sesungguhnya orang-orang yang berhati bersih akan memancarkan dari raut muka yang berseri-seri,se­nyum menghiasi wajahnya,jelasl­ah siapapun yang bergaul dengannya akan merasa senang. 

Jadi pada dasarnya penampilan luarpun dapat menjadi indikasi oleh keadaan hati.yang terpenting adalah menjaga hati agar kian bersih,Memang tidak mudah untuk menjaga hati ini,membutuhkan­ ikhtiar latihan dan kesabaran serta keistiqamahan,

Dan tentunya senantiasa memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala setiap saat,karena tidak ada sesuatu datang dengan sendirinya,semu­anya melalui ikhtiar dan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga kita pun akan mampu menata hati,melembutka­n hati dan melahirkan akhlaq mulia.

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar